Perubahan Teknologi Secara Cepat, Merubah Aktifitas Fisik Manusia

img20161005_121333 Jakarta – Bagaimana cara menjalani pola hidup sehat yang benar pasti merupakan suatu pertanyaan yang sering anda tanyakan keberbagai nara sumber yang berhubungan dengan kesehatan bukan ?.

Pertanyaan ini juga yang membuat setiap orang menjadi penasaran, bagaimana bisa menjadi sehat, jika pola hidupnya saja tidak sehat. Sebenarnya pola hidup yang benar tidaklah susah akan tetapi juga tidaklah gampang.

Drg.Kartini Rustandi Direktur Kesehatan Kerja Dan Olahraga, Kementerian Kesehatan menjelaskan disisi lain kemajuan dunia teknologi yang begitu pesat dewasa ini, seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, memudahkan semua kegiatan manusia sehingga dapat menyebabkan manusia kurang bergerak (hypokinetic).

“Gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja (sedentary) dan kurang gerak ditambah dengan adanya faktor resiko, berupa merokok, pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih (obesitas), osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan.”, ujar Drg.Kartini Rustandi Direktur Kesehatan Kerja Dan Olahraga saat memaparkan materi di Jakarta,(5/10/2016).

Tingginya penuruan aktifitas hidup manusia sejalan dengan perkembangan teknologi, Kowani Sebagai wadah organisasi terbesar di Indonesia menilai langkah untuk mengkampanyekan gerakan masyarakat hidup sehat (germas) menjadi langkah kongkrit guna mewujudkan generasi yang sehat.

“Dengan jumlah 52 juta anggota yang tersebar di seluruh indonesia, tentunya Anggota Kowani yang kebanyakan seorang ibu, ini akan menjadi ujung tombak guna menciptakan sebuah generasi yang tangguh, militan, berahlak mulia dan berwawasan bahkan berdaya saing”, ujar Dr.Ir Giwo Rubianto Wiyogo.

Jika tidak ada lingkungan sehat maka tidak dapat menghasilkan sebuah penerus yang sehat dan tangguh.

“Karena itulah Kowani menjadi teladan yang dapat di jadikan panutan untuk merubah di lingkungan dalam unit yang paling terkecil adalah keluarga. Seorang ibu mempunyai peran sebagai panutan dan souri teladan yang dapat mensosialisasikan kegiatan germas ini dengan indikator yaitu olah raga makan buah dan sayur dan pemeriksan kesehatan secara berkala”, ungkap Dr.Ir Giwo Rubianto Wiyogo.(dh/slh)

Posted by admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *