Denny JA: Malahayati, Laksamana Perempuan Pertama Dunia yang Juga Tokoh Feminis

SuaraHeadline.com Jakarta – Malahayati adalah Laksamana perempuan pertama di dunia dan tokoh feminis pertama dunia, yang berasal dari Aceh. Malahayati sudah berperan penting di ruang publik, dengan menggerakkan kaum wanita untuk terjun dalam peperangan.

Klaim itu diungkapkan Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, dalam Webinar Obrolan Hati Pena #28 di Jakarta, Kamis malam (3/3). Diskusi yang diselenggarakan oleh SATUPENA itu dipandu oleh Swary Utami Dewi dan Anick HT.

Menurut Denny, kiprah Malahayati (1550-1615) itu dilakukan 200 tahun sebelum konvensi pertama kaum wanita di dunia tentang hak-hak perempuan, yang berlangsung di Amerika Serikat pada 1848.

Yang dilakukan Malahayati bukanlah peran sosial biasa. Namun, Malahayati menjadi Laksamana, yang menggerakkan pasukan janda (Inong Balee) dalam mendukung perang melawan Portugis di abad ke-16.

Denny mengutip tokoh feminis Prancis, Simone de Beauvoir, bahwa jauh sebelum Malahayati sudah ada Christine de Pizan (1364-1430). Pizan adalah penulis feminis pertama, yang menuliskan konsep-konsepnya tentang peran sosial perempuan, yang tak cuma peran di rumah tangga.

Namun, Denny memberi nilai lebih pada Malahayati. Hal itu karena Laksamana perempuan ini bukan bermain di konsep, namun sudah mewujudkan peran sosial itu dalam praktik. Malahayati menjadi pemimpin militer yang berperan signifikan.

Di webinar itu, sastrawan asal Aceh, Deknong Kemalawati, menjadi nara sumber. Ada juga pembacaan puisi oleh Herni Fauziah, Dekna Mahdalena, dan Andri Lestari. Mereka adalah juara baca puisi Piala Maja Aceh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.