Suaraheadline.com Jakarta – Universitas Pancasila (UP) menggelar acara Dies Natalis Ke-51 dan Wisuda Semester Genap Tahun Akademik 2016/2017 di Jakarta Convention Center (JCC).
Wisuda yang mengusung tema “Peran Perguruan Tinggi dalam Memperkuat Daya Saing Bangsa Melalui Kewirausahaan Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila” dihadiri oleh Ketua Pembina, Pengawas dan Pengurus Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP), Rektor Universitas Pancasila. Prof. Dr. Wahono Sumaryono, Apt, Para Guru Besar, Para Anggota Senat, Para Pejabat Struktural. Para Dosen dan Karyawan, seluruh Sivitas Akademika UP dan Para Wisudawan/wati.
Rektor UP, Prof. Dr. Wahono Sumaryono, Apt, menyampaikan bahwa sebagai universitas yang menyandang nama besar dasar negara, ideologi dan falsafah hidup bangsa lndonesia yaitu Pancasila, maka dilakukan pembangunan karakter melalui mata kuliah Pancasila dan Filsafat Pancasila dalam kurikulum, agar seluruh lulusan memiliki semangat, jiwa, kepribadian dan budaya Pancasila yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”
Ditegaskan bahwa Pada Abad 2, dunia menghadapi new challenges yang dikenal dengan istilah Revolusi Industri 4 (The 4th Industrial Revolution) yang akan berdampak pada semua aspek kehidupan manusia dan menentukan perkembangm ekonomi secara global. Menurut WEF (World Economic Forum) revolusi kali ini merupakan Industri digital, sinergi antara dunia nyata dan maya serta mengintegrasikan dunia maya berbasis internet dengan dunia industri dan sosial.
Adanya revolusi ini mengharuskan perguruan tinggi untuk beradaptasi dengan dunia baru, dan mempersiapkan lulusannya untuk bersinergi secara global.
Ketua Pembina Yayasan Dr. (HC). Ir. Siswono Yudo Husodo menambahkan agar para lulusan tidak mudah putus asa sewaktu gagal, karena hal tersebut adalah bagian dari berusaha. Bedanya seorang yang sukses dan yang gagal adalah sikapnya dalam menghadapi suatu kegagalan. Seorang yang sukses, setiap kali gagal akan memetik sebuah pelajaran lalu maju kembali. Baginya, berlaku jargon yang berbunyi ; “Setiap pukulan, sepanjang tidak membuatnya mati, akan membuatnya lebih besar”.
“Jika negara-negara maju sudah memakai tenaga kerja yang berkualitas. Angkatan kerja kita sudah 130 juta dan 11% adalah sarjana dan jumlah ini masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja negara tetangga Malaysia yang sudah mencapai 22%,” ungkapnya.
Ditambahkan, hidup di jaman sekarang ini, akan banyak profesi yang kemarin tidak ada, kedepan jadi ada. Dan bagi lembaga pendidikan bagimana mempersiapkan tenaga-tenaga kerja jadi tidak mudah.
Dengan hampir 60.000 lulusan yang tersebar diseluruh Indonesia dengan berbagai profesi. “Tidak ada yang membanggakan kami, selain melihat anak didik kami yang sudah menjadi orang yang sukses,” jelasnya.
Apalagi katanya, jumlah wisudawan kali ini berjumlah 1.565 orang, yang diharapkan selain berkarakter Pancasila juga rnenguasai teknologi sehingga dapat bersaing pada dunia internasional tanpa meninggalkan jati dirinya sebagai Bangsa Indonesia.
Sementara itu Prof Intan Ahmad PhD menyampaikan bagian kecil dari orasi ilmiah, sekarang ini, jamannya perubahan, ada yang bisa kita tingkatan dalam hal yang berbeda bagi negara lain, dalam menghadapi revolusi industri.
“Bagimana kita menyikapi, kampus-kampus harus menyiapkan potensi lulusan untuk menghadapi abad 21 ini,” pungkasnya.