Denny JA: Perempuan di Film Hollywood Ditampilkan Pasif dan Sekadar Atraksi Seksual

SuaraHeadline.com Jakarta – Lebih dari 100 tahun sesudah wafatnya tokoh emansipasi perempuan RA Kartini, perlu dilihat bagaimana kondisi kaum perempuan. Ternyata potret perempuan di film-film Hollywood cenderung ditampilkan pasif dan lebih banyak ditekankan pada atraksi seksual.

Hal itu ditegaskan Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, dalam Webinar di Jakarta, Kamis malam (21/4). Webinar ini bertopik “Perempuan Sekarang Membaca Kartini.” Pemandu diskusi adalah Swary Utami Dewi dan Anick HT.

Denny mengutip temuan Cindy Sherman, tokoh feminis AS kelahiran 1954, yang melakukan penelitian terhadap film-film Hollywood. Pada webinar ini, Denny juga mengungkap pandangan berbagai tokoh perempuan, terkait isu emansipasi perempuan dalam ekspresi seni rupa.

Selain Sherman, ada kumpulan seniwati Guerilla Girls, yang dibentuk di New York pada 1985. Kelompok perempuan ini melawan seksisme dan rasisme. Mereka meneliti tentang gambaran perempuan di lukisan dan karya seni rupa lain yang ditampilkan di museum.

Mereka menyimpulkan, stereotip perempuan yang ditampilkan di museum-museum seni adalah ketelanjangan. “Apakah perempuan harus berpose telanjang, untuk bisa dimasukkan di museum-museum seni?” tanya mereka.

Ada lagi Mary Beth Edelson (1933-2021), pelukis AS yang melukis ulang lukisan terkenal karya Leonardo da Vinci, “The Last Supper,” yang menggambarkan Yesus dengan 12 muridnya. Oleh Mary Beth, Yesus dan 12 murid laki-laki itu diubah menjadi tokoh-tokoh perempuan.

“Hal ini menunjukkan, perempuan juga harus berperan di ritual-ritual agama dan otoritas kependetaan di institusi-institusi agama. Bukan cuma di ranah politik, ekonomi, dan ruang publik lainnya,” jelas Denny.

Posted by admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *