Kawal Kecurangan, RAMAI Amanahkan Jawara Betawi Brigade 411 Amankan Suara Pilpres

SuaraHeadline.com Jakarta – Ketua Umum Rumah Adil Makmur Indonesia (RAMAI), Serioza Prakarsa (Yoza) berpendapat, dengan bergabungnya para Jawara Betawi yang tergabung ke dalam Jawara Betawi Brigade 411 ke Satgas RAMAI BPN 02 akan dapat mengurangi potensi adanya kecurangan di Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan dilaksanakan pada 17 April 2019.

“Kita ingin perubahan, sudah beberapa kali rumah RAMAI selalu diadakan Training of Trainer (ToT). Sekarang kita bekali para Jawara Betawi training buat saksi Pilpres 2019. Kita sangat bangga dan bahagia kami dikawal relawan-relawan jawara ini. Insya Allah kita diatas kertas MENANG,” kata Yoza di acara Pembekalan Jawara Betawi Brigade 411 Satgas RAMAI BPN 02 pada Sabtu (23/3/2019) dua hari yang lalu.

Yoza yang juga menjadi Calon Legislatif (Caleg) No.10 untuk DPRD Dapil VII PKS menyampaikan, dengan bergabungnya para Jawara Betawi menjadi saksi Pilpres luar guna memperketat celah bagi oknum yang ingin melakukan kecurangan pemilu nanti. Ini merupakan support kepada para saksi dalam mengawal dan mengawasi perolehan suara Prabowo-Sandi yang tinggal beberapa minggu lagi akan dilaksanakan Pilpres tersebut.

“Para Jawara Betawi ini akan menjadi saksi luar Pilpres April nanti. Mereka akan ditempatkan di setiap TPS-TPS yang rawan adanya kecurangan. Tugas mereka mengawasi dan mengawal surat suara mulai dari TPS sampai di Kecamatan,” ujar Yoza.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) RAMAI, Amir Akbar mengatakan, perlunya mewaspadai TPS-TPS siluman di sejumlah lokasi pemilihan bagi pendatang dadakan atau pendatang tidak tetap, maupun pendatang gelap.

“Bila mengacu pada Pilkada Di Jakarta ada banyak TPS-TPS siluman, ini perlu diwaspadai seperti di apartemen, rumah susun yang ada area TPS-nya. Jadi akan kita siapkan dua orang untuk menjaga TPS,” tutur Amir.

Kemudian lanjut dia, bilamana ditemukan adanya kecurangan daftar pemilih yang tidak terdaftar, salah penghitungan surat suara, intimidasi pemilih, surat suara sah lalu dibatalkan, maka perlu dilakukan pelaporan dengan memberikan bukti-bukti konkret dilapangan.

“Untuk posisi hukum, tinggal dilaporkan ke Bawaslu. Yang terpenting di photo dengan Hp semua nama para saksi, Ketua KPPS dicatat, lokasi kejadian dimana, bentuk pelanggarannya apa saja, kemudian dibuat berita acara pelaporannya di rumah RAMAI agar dapat dibawa ke BPN pusat dan diteruskan ke Bawaslu dan Panwaslu,” beber Amir.

Lebih lanjut Wakil Sekjen, Ratna Habibie menyampaikan, adanya para Jawara Betawi untuk menjadi saksi pada Pilpres April nanti sangat dibutuhkan sekali. Disamping itu, para Jawara Betawi ini untuk mengcounter adanya intimidasi jelang Pilpres, maupun dapat menghalau adanya pemilih kagetan yang datang dari imigran atau WNI keturunan.

“Kemungkinan adanya kecurangan itu bisa saja terjadi kalau kita lalai. Di Jakarta seperti di daerah Kelapa Gading, Pluit, Petamburan, Puri kembangan dan wilayah lainnya itu sangat perlu diawasi, serta dengan adanya Jawara Betawi ini sangat membantu dalam pengawasan pemilu Pilpres nanti,” ujar Ratna.

Menurut dia, segala sesuatunya yang dipersiapkan untuk pengamanan Pilpres dengan baik, karena Pilpres kali ini sangat rentan terjadinya peluang kecurangan. Apalagi hampir semua jajaran birokrasi dan aparat negara berpotensi telah menjadi tim sukses pemenangan paslon nomor urut 01.

“Kita terus melakukan langkah-langkah pencegahan dengan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa membantu menjadi saksi dan pengawas Pilpres, kalau perlu emak-emak bikin dapur umum disekitar lokasi TPS agar tersedia stok makanan buat para saksi dalam dan luar yang mengawasi hingga malam. Pilpres ini agar tidak dinodai oleh hal-hal berbau kecurangan serta jujur dan adil harus dijunjung semua pihak,” pungkasnya.

Posted by admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *