Sektor pertanian harus mengambil peran sekaligus tampil kompetitif, tangguh dan ekspansif dengan menciptakan inovasi teknologi modern yaitu yang mampu menjawab tuntutan dan perkembangan lingkungan strategis domestik dan global terutama untuk pemenuhan kebutuhan berbagai jenis pangan. Pertanian harus dikelola dan tampil secara modern dan menjadi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru dengan cara memaksirnalkan seluruh potensi sumberdaya pertanian yang ada dengan target memaksirnalkan kesejahteraan petani, tercapainya swasembada pangan dan lumbung pangan dunia. Peran tersebut tentu tidak hanya dibebankan kepada pemerintah, namun juga harus melibatkan berbagai pihak terutama perguruan tinggi, lembaga-lembaga riset dan organisasi profesi pertanian khususnya di bidang agronomi.
Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) sebagai organisasi profesi yang telah berdiri dan bergerak sejak tahun 1977 terpanggil dan ikut menjadi bagian dari pembangunan pertanian serta ikut bertanggungjawab dalam menjawab berbagai permasalahan pertanian khususnya bidang pangan melalui aktivitas riset dalam rangka penciptaan. penyediaan dan transformasi hasil inovasi teknologi modern di bidang agronomi. Dalam merespon, menyikapi dan merealisasikan hal tersebut, dan memasuki usianya yang Re -40. pada 19 Juli 2017 bertempat di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, PERAGI menggelar kegiatan seminar nasional dengan tema “PERAN TEKNOLOGI AGRONOM] DALAM MEMPERCEPAT PENCIPTAAN DAN HILIRISASI INOVASI PERTANIAN” dan Keynote Speaker adalah Menteri Pertanian Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman. MP. Sedangkan nara sumber dalam plenary session adalah: 1) Dr. Muhammad Syakir, MS. (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian); 2) Dr. Ir. E. Herman Khairon (Wakil Ketua Komisi IV DPR RI); 3) Dr. in lumaln Appe (Dirjen Penguatan lnovasi. Kemenristek Dikti); dan 4) Gunung Sutopo (Motivator agrotechnopreneur dan pengusaha sukses bidang pertanian).
Seminar Nasional PERAGI menyajikan secara oral dan poster lebih dari 150 hasiI penelitian terkait 4 aspek teknologi agronomi untuk mendukung pembangunan pertanian, yang dikelornpokkan dalam 4 kategori yaitu: 1) Teknologi Pemuliaan Tanaman dan Perbenihan; 2) Teknologi Budidaya Tanaman; 3) Teknologi Pascapanen; dan 4) Sosial Ekonomi Pertanian.
Output yang ingin dicapai dalam Semnas PERAGI adalah merespon, serta’memberikan rekomendasi kebijakan dan langkah langkah teknis implementasi teknologi agronomi dalam mempercepat penciptaan dan hilirisasi inovasi pertanian, khususnya dalam menghadapi perubahan iklim. Peran teknologi agronomi dalam penciptaan inovasi pertanian di bidang perbenihan di antaranya adalah varietas tanaman yang toleran terhadap kekeringan maupun toleran terhadap rendaman atau jenis amphibi, varietas tanaman yang mampu berproduksi di luar musim atau offsession, varietas tanaman yang memiliki provitas tinggi, serta penciptaan varietas tanaman yang memiliki ketahanan terhadap berbagai organisme pengganggu tanaman. Teknologi jajar legowo super untuk padi merupakan salah satu contoh terobosan yang kental muatannya dengan teknologi agronomi terpadu dari sejak penyiapan benih unggul padi, pengelolaan lahan/hara tanah dengan perangkat uji tanah sawah (PUTS), sistem tanam jajar legowo, pengendalian organisme pengganggu tanaman dengan lampu perangkap hama, biopestisida, dan rekayasa ekologi, sampai panen dan pasca panen secara modern berbasis alsintan dan teknologi pascapanen. Teknologi agronomi dalam mendukung percepatan hilirisasi inovasi pertanian sangat melekat dalam paket teknologi terpadu yang telah diimplementasikan di tingkat masyarakat melalui berbagai terobosam demarea hingga puluhan ribu hektar secara nasional. Selain hilirisasi untuk public domain, peran teknologi agronomi juga melekat pada teknologi yang telah dikomersialkan melalui proses lisensi oleh mitra, sehingga dapat diproduksi secara masif dan cepat dipasarkan di tengah masyarakat. Sebagai contoh nyata peran swasta dalam mendukung hilirisasi inovasi pertanian berbasis teknologi agronomi yang telah dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian di ataranya adalah: setidaknya 12 varietas jagung hibrida telah dilisensi oleh setidaknya 11 perusahaan. 4 varietas padi hibrida ke 4 mitra perusahaan, 6 varietas tanaman hortikultura oleh 4 perusahaan dan 12 formula pupuk telah dilisensi oleh 8 perusahaan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementan berperan sangat besar dalam upaya penerapan dan berkembangnya teknologi baik budidaya, pemuliaan hingga pascapanen pertanian dan hal ini menunjukkan peran pemerintah sangat besar dalam pembangunan pertanian dengan menempuh kemitraan dengan berbagai pihak khususnya dengan Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI).(Budi)