Komite FFI Meluncurkan Piala Citra 2019 dengan Mengusung Tema #FilmBagusCitraIndonesia


SuaraHeadline.com Jakarta – Komite Festival Film Indonesia (FFI) meluncurkan Piala Citra 2019 di The Tribrata, Jakarta Selatan. Seperti tahun sebelumnya, penghargaan Piala Citra ini tetap mengusung tema besar #FilmBagusCitraIndonesia. Penghargaan Piala Citra adalah ikhtiar bersama mencari, memilih, dan mempromosikan fllm-fllm dan kerja artistik terbaik sepanjang tahun yang dapat merepresentasikan pencapaian tertinggi perfilman Indonesia di tingkat nasional dan lingkup dunia.

Komite FFI sudah mempersiapkan rangkaian acara untuk memeriahkan Piala Citra 2019.

Lukman Sardi, Ketua Komite FFI 2018-2020, menyampaikan akan banyak program acara yang dirancang buat mendekatkan FFI dengan masyarakat. Salah satunya, pemutaran film di berbagai lokasi sekitar stasiun MRT. Ada pula Duta Piala Citra 2019,  yakni juru bicara yang dipilih untuk memperkuat posisi Piala Citra di masyarakat. Mereka adalah Laura Basuki, Tara Basro, Chicco Jericho, dan Gading Marten.

Lukman sardi menjelaskan, “Bersama Badan Perfilman Indonesia (BPI) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Komite FFI melakukan evaluasi untuk mencari tahu apa yang harus diperbaiki tahun ini. Terutama yang penting adalah penilaian, supaya kita dapat menghasilkan yang lebih baik lagi.” Ia menambahkan, “Tugas Komite FFI pertama ini  membentuk fondasi. Tentunya perlu proses, tapi kita pastikan akan diperkuat dengan organisasi yang lebih rapi.”

Menandai penyelenggaraan ke-39, Komite FFI melalui penghargaan Piala Citra ingin semakin mengukuhkan posisinya sebagai otoritas kualitas film Indonesia. Misi tersebut tertuang dalam  tema besar #FilmBagusCitraIndonesia. Hal itu tercermin melalui tiga kriteria yang digunakan sebagai dasar penilaian, yaitu gagasan dan tema, kualitas estetika, serta profesionalisme.

Setelah dua tahun sebelumnya menerapkan sistem baru, penilaian semakin diperkuat dengan penambahan proses seleksi. Tahun ini dibentuk tim seleksi yang berisikan kurator dari berbagai profesi, yaitu akademisi,  jumalis, dan pekerja film. Mereka bertugas menyeleksi seluruh film yang lulus sensor dan ditayangkan di bioskop Indonesia untuk dikerucutkan menjadi daftar  pendek berisi sekitar 30-50 film. Film-film terpilih ini kemudian akan dinilai oleh asosiasi profesi untuk menetapkan nominasi dalam beberapa kategori. Pemilihan pemenang kemudian  akan dilakukan dengan mekanisme voting oleh anggota FFI yang mengkonflrmasikan diri untuk ikut voting tahun ini.

Film yang berhak mengikuti seleksi adalah film yang sudah ditonton di bioskop periode 1 Oktober 2018 – 30 september 2019 (umum/ berbayar/ pemutaran khusus). Berikutnya akan diumumkan nama-nama yang terdapat dalam tim seleksi,  juga berbagai kegiatan lain yang akan dilakukan menuju Piala Citra 2019.

Di bulan Oktober, Festival Film Indonesia bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, akan melakukan kegiatan di Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) untuk pemutaran fllm, temu sapa dan realisasi pengembangan pendanaan. Pemutaran film  akan diisi oleh film-film Indonesia yang mendapatkan nominasi Piala Citra dari tahun 2015 – 2018. Sedangkan temu sapa akan menghadirkan para sineas dan bintang fllm dari para kompetitor tahun ini. Para sineas dan bintang film  akan melakukan temu sapa dengan pengunjung PKN dan bercerita sedikit mengenai film mereka.

Di bulan November,  Festival Film Indonesia akan mengadakan Malam Pengumuman Nominasi dan eksibisi Piala Citra 2019. Setelahnya dilakukan pemutaran film nominasi Piala Citra 2019 dan temu sapa di 3-5 kota yang memiliki bioskop dan sekolah seni.

Selain itu, selama bulan Desember menuju malam penghargaan Piala Citra 2019 akan dilaksanakan pemutaran fllm yang diadakan di berbagai ruang sekitar MRT. Detail mengenai berbagai kegiatan akan dikabarkan dalam rilis berikutnya.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1955, Festival Film Indonesia (FFI) digagas sebagai  barometer perkembangan kualitas perfilman Indonesia. Melalui berbagai  penghargaan yang diberikan, publik dan kalangan perfilman sendiri bisa membaca pencapaian terbaik yang dihasilkan pekerja film tanah air selama setahun terakhir.

Posted by admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *