Quo Vadis Garda Panca Bhakti   “Arah Politik Partai Golkar Pasca Pilpres 2019”

SuaraHeadline.com Jakarta – Sharing Discussion Garda Panca Bhakti di Cafe Bumbu Desa Cikini Jakarta pusat pada Sabtu 13/4/2019. Dengan para pembicara. M.Syamsulq Rizal (Wakil Direktur Lembaga Kajian Hukum & Demokrasi). 2. Mirwan B.Z Vauly.(Generasi Muda Partai Golkar – GMPG). 3. Khalid Zabidi  (Ketua DPP.AMPI).4. Harris Rusli.(Pengamat Politik Koord Petisi 28)  Bangsa dan rakyat Indonesia tengah menghadapi pengkutubkan ideologi yangg berhadap hadapan hampir 3 tahun terakhir menguatnya sentimen politik identitas, apakah itu mengatakan atas nama suku, agama dan ras  diantaranya anak bangsa menjadi pembicaraan yang tidak ada ujung pangkalnya.

Anak bangsa riuh rendah mengekspresikan diri baik  secara sosial maupun politik di ruang kebangsaan dengan menyatakan keberbedaan dari pada kebersamaan. menuding daripada merenung dan keras alih alih lemah lembut,

Apabila merujuk kapada Sejarah bangsa kelahiran Golkar pada masa lalu, persis pada saat situasi seperti ini, anak bangsa mengedepankan indentitasnya sendiri sendiri mengklaim dirinya yang paling layak dan pantas dan menihilkan yang lain. Pada saat Itu ideologi Negara dasar Negara Pancasila menjadi alat pembedaan alih-alih persamaan. Pancasila diklaim dengan tafsir berbeda beda  atas nama kepentingan kelompoknya sendiri sebuah masa krusial datangnya ancaman perpecahan anak bangsa dan rongrongan terhadap dasar negara lndonesia, Golkar lahir menengahi perseteruan ideologi Golkar muncul sebagai pambela Pancasila, menjadi Garda terdepan menghalau para perongrong membabat habis ideologi komunisme.

Kini situasi bangsa hampir mirip suasananya sudah merupakan panggilan mulia sejarah buat para kader Golkar menegakan kembali Ideologi Partai sebagai alasan utama untuk berada di tangah perseteruan ideologi sesama anak bangsa.

Lembaga Survey Voxpol menempatkan Golkar diurutkan ke 3 dengan presentase 6.1%. Litbang Kompas 9.4%, & Polmark 13.3%. Surveyor Menggambarkan turunnya perolehan suara partai Golkar. Sementara Litbang Kompas menyebutkan 47% Pemilih Golkar memutuskan untuk memilih Prabowo.

Selama kepengurusan periode 2014 – 2019 kemempimpinan DPP Part3! Golkar terjadi turbulensi yang besar. mulai dari dualisme kepengurusan sampai ditangkapnya Ketua Umum DPP PG Setya Novanto karena kasus E KTP. belum lama kasus ‘amplop’ Bowo Sidlk Pangarsa yang terkena OTT KPK.

Tentu gambaran dari partai lembaga survey memunculkan kegelisahan dari para kader muda partai mengapa ada kecenderungan turunnya perolehan suara Partai Golkar lalu apa yg seharusnya Partai Golkar lakukan pasca pamilu 2019.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *