Suara Headline – Sejumlah masyarakat yang menamakan diri Aliansi Pemantau Program Badan Gizi Nasional (APPBGN) datangi kantor BGN di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis 16 Oktober 2025.
Mereka datang untuk menyikapi adanya beberapa temuan juga laporan jual beli titik dapur dan meminta Kepala BGN Dadan Hidayana, Wakil Kepala BGN Soni Sanjaya, serta tim verifiktor untuk mundur dari jabatannya.
Selain itu disebutkan juga dalam tuntutannya, bahwa ada sebanyak 256 calon mitra yang sebelumnya berstatus daftar persiapan kini menjadi tertolak. Padahal para calon mitra sudah ada yang membangun dapur, bahkan ada yang mencapai 100 persen.
“Kami menagih janji dari Wakil Kepala BGN Sony Sanjaya pada 6 Oktober lalu mengundang mitra-mitra terdampak rollback dan berjanji bahwa pada 15 Oktober untuk menaikan kembali statusnya menjadi daftar persiapan. Ternyata faktanya di data kami ada 256 mitra yang sudah punya progres 100 persen namun statusnya tertolak,” ungkap Ahmad Yazdi, Ketua Umum APPBGN saat wawancara di depan kantor BGN.
Ia menguraikan bahwa pada awalnya calon mitra melalui yayasan mengusulkan titik untuk selanjutnya dicek tim verifikator soal penerima manfaat, di mana dalam radius 6 kilometer harus terpenuhi sekurang-kurangnya 2.000-3.500 penerima manfaat.
“Kacaunya mereka (calon mitra) sudah penuhi semua tiba-tiba ketika diusulkan tertolak dengan alasan titik penuh, kasihan duit orang udah ngebangun. Nilainya untuk satu titik bervariasi ada yang satu miliar ada yang 800 juta, kalau yang bangun dari awal mulai dari 1-2 miliar,” tutur Yazdi.
Terkait jual beli titik dapur, ia mengatakan calon mitra memberikan sejumlah uang yang jumlahnya semakin tinggi bahkan hingga mencapai ratusan juta rupiah untuk satu titik.
“Dulu waktu awal-awal kan belum ada yang mau itu enggak sekeras sekarang kasih uang kopi aja lima juta untuk tunjuk-tunjuk titik. Makin kemari makin bulan makin naik, 20, 25, sampe angka sekarang itu di 300 juta (biar dapat titik). Itu yang saya mau bicarakan sama beliau (Kepala BGN) usut tuntas, kami datanya pegang. Kenapa kami masuk aja enggak boleh, Kenapa? Takut
Kemudian, lanjutnya, yang paling penting adalah tim verifikator berjualan dan berdagang, karena dari laporan diketahui mereka mentransaksikan alat-alat dapur seperti ompreng dan lain sebagainya.
“Kalau mau centang biru harus beli sama mereka (verifkator-red). Ini BGN apa ini, jualan jadinya. Makanya seruan kami untuk menuntut mundur sudah dengan alasan yang beralasan. Ada titik dijual, Demi Allah saya nyatakan ini,” ucapnya.
Sementara itu, saat diminta konfirmasi akan isu tersebut pihak BGN tidak bersedia untuk memberikan tanggapan dengan mengutus keamanan gedung untuk menemui wartawan.
“Saya security gedung tadi sudah minta izin ke dalam dan saya disuruh wakilkan, katanya silakan ditayangkan aja,” ujar Riyan, petugas keamanan gedung. Upaya APPBGN untuk bertemu Kepala BGN pun tidak membuahkan hasil karena ditahan pihak keamanan gedung dan juga polisi yang berjaga. Mereka hanya berorasi di pintu masuk dan sempat terjadi ketegangan meski kondisi kembali terkendali.