SuaraHeadline.com Jakarta – Terkait undangan RUPS yang diusulkan Komisaris Utama PT. Inspirator Media Indonesia, melalui pesan WhatsApp kepada Pemimpin Redaksi inspiratormedia.id, Zulfahmi Siregar, kali ini mendapat reaksi dari Pemimpin Redaksi Majalah Inspirator, Ichsan.
Menurut Ichsan, Komisaris Utama seperti melakukan sebuah blunder yang diduga ingin lepas tangan terkait hak-hak gaji, upah/honor yang belum diberikan kepada Tim Redaksi selama 9 (sembilan) bulan ini.
‘’Melalui undangan RUPS tersebut, Bapak Teten Indra disini seolah-olah sangat melecehkan kinerja kita selama ini. Jelas-jelas faktanya dari bulan November 2018 sampai Bulan Juli 2019 belum menunaikan janjinya atas hak-hak membayarkan (gaji, upah/honor) kepada Tim Redaksi PT.Inspirator Media Indonesia. Atas dasar apa, tiba-tiba main undang RUPS dan disampaikan hanya kepada satu orang tidak ke semua rekan-rekan yang namanya disebutkan di RUPS tersebut,’’ ujarnya di Jakarta, Jum’at (1/9).
Ichsan meminta seharusnya Komisaris Utama lebih bijaksana dengan menyelesaikan dan membayarkan terlebih dahulu hak-hak Tim Redaksi dan honor para wartawan, termasuk biaya liputan wartawan yang majalahnya tidak tayang. Dengan kata lain selesaikan dulu janjinya yang terkatung-katung.
‘’Justru setahu saya bahwa Pemimpin Umum sdr. Norman Arief lah yang terlebih dahulu pernah menawarkan opsi agar PT. Inspirator Media Indonesia dibubarkan saat briffieng. Karena melihat tidak sehatnya kondisi keuangan, namun Komisaris Utama yang keberatan dengan usulan tersebut, dengan berkata bahwa tidak semudah itu membubarkan dan malah menginstruksikan agar tim redaksi melakukan persiapan untuk pindah kantor dan mempersiapkan pembuatan media televisi inspirator. Karena ada investasi dari korea,’’ papar Ichsan.
Senada dengan Ichsan, Redaktur Pelaksana Majalah Inspirator, Muhammad Rafal mengatakan bahwa cara-cara yang ditempuh oleh Komisaris sama sekali tidak patut dicontoh. Seakan beliau tidak paham dalam menjalankan perusahaan.
‘’Niat mengundang seluruh awak redaksi Inspirator ke kantor Komisaris (yang notabene bukan kantor redaksi) sama sekali bukan langkah yang dapat menyelesaikan masalah. Malahan berpotensi menambah persoalan baru,’’ katanya.
Rafal menegaskan sangat berharap pihak Komisaris mau menyelesaikan terlebih dahulu hak-hak dari Tim Redaksi. ‘’Sesudah hak-hak kami diselesaikan baru kami akan mau untuk diundang pertemuan dengan Komisaris Utama,’’ tegasnya.
Sebab menurut Rafal yang menjadi persoalan pokok adalah janji menyelesaikan gaji, honor/upah yang belum juga diselesaikan.
‘’Hargailah kami yang sudah militan sejak awal bekerja hingga nama media inspirator dikenal oleh publik. Padahal beliau yang membentuk tim inti saat di Kalibata City agar kami ‘take over’ dari kepemimpinan sdr. Taryono kepada sdr. Norman,’’ pungkas Rafal.