SuaraHeadline.com Jakarta – Tahun ini, Pemerintah telah menganggarkan pengembangan penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menjadi Rp 2,45 triliun. Hal tersebut sebagai bentuk support pemerintah terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas riset di Indonesia.
Menurut Kemenristek Dikti, rendahnya minat baca di Indonesia mempengaruhi minat untuk menulis, apalagi melakukan riset dan menerbitkan jurnal ilmiah tingkat internasional.
Harapan ke depan, dengan adanya pengembangan yang terintegrasi dalam penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bisa membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat yang bertujuan untuk memajukan Indonesia.
Minat baca merupakan indikator penting dalam dunia riset. Meningkatnya jumlah publikasi jurnal ilmiah Indonesia menurut SCImago tidak serta merta meningkatkan minat baca. Karena praktek plagiarisme masih sering dijumpai di kelas-kelas dan jumlah peneliti di Indonesia tidak bertambah secara
signifikan.
Meskipun jumlah publikasi kita bertambah mengungguli Singapura, namun rasio jumlah peneliti dengan jumlah penduduk masih jauh di bawah Singapura. Menurut data dari LIPI, jumlah peneliti di Indonesia pada tahun 2018 adalah 9.685. Angka tersebut adalah jumlah peneliti di seluruh pejabat fungsional di seluruh Kementerian/LPNK di Indonesia. Bayangkan jumlah penduduk Indonesia adalah 250 juta jiwa dan rasio jumlah peneliti hanya 1: 25.000.
Menurut Richard Sutejo, Ph.D. Head of Biomedicine Indonesia International Institute for Life Sciences llmuwan adalah profesi yang terhormat dan menjanjikan, dan pihaknya telah sampai pada titik dimana Indonesia membutuhkan lebih banyak llmuwan untuk menghasilkan revolusi teknologi di banyak bidang, termasuk perawatan kesehatan, obat-obatan, pertanian, perikanan, energi, dan bahan-bahan baru.
“Itulah mengapa kami di kampus i3L sangat mendorong generasl muda kami untuk mengejar karir dibidang Sains don untuk menggabungkan penelitian dan pengetahuan ilmiah mereka dengan keterampilan kewirausahaan untuk dapat mengubah penemuan ilmiah menjadi produk inovatif yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia,” ujar Richard Sutejo di Jakarta, Rabu (21/11).
Dalam panelnya beliau juga mengatakan, hal yang paling sederhana dapat dimulai dari guru dan sekolah yang sudah bisa mengajarkan berbagai macam penelitian berbasis project agar siswa dapat terlibat langsung dalam pengerjaannya. Siswa juga dapat diikutkan dalam berbagai macam lomba dan konferensi sebagai sarana untuk bertukar ilmu, ide, gagasan, sehingga dapat terus meningkatkan kualitas penelitiannya.
Dalam sesinya, Head of PR & Marketing Quipper Indonesia, Tri Nuraini menyampaikan, pentingnya peran guru dalam memberikan arahan di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi.
Tri mengatakan, sebagai perusahaan edukasi teknologi, Quipper berharap guru dapat memperkaya pengetahuan pelajar mengenai dinamika dunia riset dan science agar pelajar tidak Iagi ragu untuk memilih karir di industri ini. “Oleh karena itu kami memberikan pelatihan khusus kepada guru konseling dan memberikan tes minat bakat kepada siswa,” imbuhnya.
Diharapkan sosisalisasi mengenai dunia riset, teknologi dan science dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya pelajar akan bidang ini. Karena pemerintah juga telah menyiapkan anggaran yang jauh lebih tinggi dan memberikan perhatian khusus. Maka integrasi antar lembaga pemerintah dan penerapan riset guna meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi tujuan bersama yang dapat dicapai pemerintah, swasta dan juga seluruh elemen dalam pendidikan.