Opera Ainun, Berdayakan Warga Binaan Lapas

IMG-20180815-WA0041-310x232

Suaraheadline.com Jakarta – Opera Ainun mengumumkan kolaborasinya dengan Second Chance Foundation, sebuah yayasan yang mendampingi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) agar dapat menjadi mandiri.

Kolaborasi ini melibatkan warga-warga binaan untuk turut berpartisipasi sebagai ansambel dalam pementasan Opera Ainun yang akan digelar tanggal 15-16 September 2018. Selain itu, Opera Ainun akan menggunakan beberapa karya warga binaan sebagai cendera mata Opera Ainun.

“Ibu Ainun merupakan sosok yang peduli dengan generasi muda bangsa,” ujar Produser dan Promotor dari Lima Dimensi Production, Ami Indriyanto di Jakarta, Rabu (15/8/2018).

“Semasa hidupnya beliau sering mengatakan kepada orang-orang terdekat betapa pentingnya menjaga generasi muda, dan memberikan mereka kesempatan yang sebesar-besarnya untuk berkembang,” ungkap dia.

Kolaborasi dengan Second Chance Foundation ini merupakan salah satu perwujudan kepedulian tersebut, dengan memberikan kesempatan bagi warga binaan yang telah terehabilitasi agar bisa kembali diterima di masyarakat.

“Hal yang paling penting adalah mencegah mereka yang telah terehabilitasi kembali terjerumus. Sayangnya stigma masyarakat terhadap warga binaan membuat hal ini kerap terulang”, ujar Founder Second Chance Foundation, Evy Amir Syamsudin.

Evy menambahkan, bahwa tentunya hanya mereka yang benar-benar sudah terehabilitasi, mau memperbaiki kesalahannya dan berkelakuan baik yang diberikan kesempatan untuk berpartisipasi.

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan sebagai lembaga pemerintahan yang bertanggung jawab terhadap para warga binaan juga memberikan dukungan penuh terhadap acara Opera Ainun dengan memberikan akses ke dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan menyediakan fasilitas yang diperlukan selama proses seleksi.

“Saya sangat mendukung sekali dengan kegiatan kesenian seperti ini, karena kesenian dapat mengembangkan minat dan bakat para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sekaligus menjadi terapi penyembuhan.” ujar Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Utami.
Proses untuk menyeleksi warga binaan yang berpartisipasipun cukup ketat. Selain seleksi dari Second Chance, mereka juga harus melewati proses audisi yang langsung dihadiri oleh Purwatjaraka. “Dalam pementasan berdurasi 150 menit, warga binaan akan muncul dalam adegan yang melibatkan banyak interaksi pemain pada waktu yang bersamaan, sehingga pemilihan cast juga harus ketat,” ujar Purwatjaraka.

Ia menambahkan, bahwa karena pertunjukan Opera, maka seluruh adegan dalam pementasan ini akan dilagukan, sehingga kemampuan menyanyi adalah syarat mutlak.

Ketua Lima Dimensi (LIDI) Production, Ami Indriyanto menambahkan, selain kerja sama dengan Second Chance Foundation, mereka juga bekerja sama dengan beberapa komunitas, dan terbuka untuk bersinerji dengan siapapun yang memiliki visi yang sejalan.

“Kami berharap Opera Ainun akan dipentaskan beberapa kali, bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk menjadikannya sebagai suatu pementasan berkala, selain untuk mendukung keberlangsungan industri kreatif, pesan moral yang disampaikan oleh sosok Ainun sangat baik dan relevan bagi generasi muda Indonesia,” tutur Ami.

Oleh karena itu, lanjut Ami, pihaknya membuka pintu terhadap pihak-pihak yang memiliki visi yang sama untuk berkolaborasi di masa depan.

Pergelaran perdana Opera Ainun akan dihelat pada 15 dan 16 September 2018 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Terdapat 2 kali pertunjukkan setiap hari, yaitu jam 14.00-17.00 dan jam 20.00-23.00 WIB.

Posted by admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *