Suaraheadline Jakarta – Burung Indonesia sebagai bagian dari kemitraan global BirdLife International akan menjaiankan program penguatan peran serta para pihak nonpemerintah dalam tata kelola kehutanan di Indonesia meIaIui pendanaan dana dari hibah Uni Eropa. Selain di Indonesia, program ini juga diselenggarakan di Malaysia, Filipina, dan Papua Nugini.
Program ini bertujuan untuk mendukung proses pemantauan, perencanaan, dan penguatan kebijakan kehutanan di Tanah Air, utamanya termasuk inisiatif Forest Law Enforcement, Governance and Trade-Voluntary Partnership Agreement (FLEGT-VPA), Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation (REDD+), dan Restorasi Ekosistem.
Beriangsung selama Iima tahun (2017-2021), program ini mencakup dua aktivitas utama. Aktivitas pertama berfokus kepada penguatan jaringan pemantau independen dan petani skala keciI di Bentang Alam Mbeliling, Flores, sebagai Iokasi percontohan untuk FLEGT-VPA.
”Program ini akan mendukung dan bersinergi dengan pengelolaan hutan berbasis masyarakat sebagai bagian dari pengelolaan bentang alam berkelanjutan bersama kesatuan PengeIoIaan Hutan (KPH) dan keIompok masyarakat di Bentang Alam Mbeliling, Flores. Ke depannya, diharapkan kegiatan ini dapat berkontribusi daiam sertifikasi pada tingkat,tapak bagi para petani skaIa keciI, sekaiigus membentuk jaringan pemantauan independen, khususnya di kawasan Indonesia Timur,” kata Forest Programme Coordinator, Burung Indonesia, Asep Ayat, pada National Inception Workshop di Jakarta, Selasa (11/07/2017).
Aktivitas kedua berkaitan dengan upaya mempromosikan dan menguatkan kegiatan restorasi ekosistem meiaiui jejaring Keiompok Kerja Restorasi Ekosistem (POKJA RE). POKJA RE beranggotakan berbagai pemangku kepentingan, yaitu antara Iain Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), para pemegang izin konsesi restorasl ekosistem, akademisi, dan organisasi nonpemerintah.
Dengan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, diharapkan restorasi ekosistem akan memperkuat praktik pengeioiaan hutan alam Iestari. ”Kelompok Ini berperan sebagai think-tank atau pusat penguatan kebijakan dan pembeiajaran darI implementasi restorasi ekosistem, termasuk kemungkinan meIaIui adopsi skema REDD+,” ujarnya.
Program ini akan berkontribusi secara Iangsung pada peningkatan kapasitas para pihak, pemantauan hutan berbasis masyarakat, jejaring para pihak, dan mendukung penguatan kebijakan kehutanan, termasuk melaiui restorasi ekosistem pada hutan produksi serta pendekatan bentang alam terpadu.
Burung Indonesia bertindak sebagai pelaksana nasionai program ini di lndonesia.Menurut Managing Director Burung Indonesia, Dian Agista, perkembangan yang telah dicapai indonesia dalam inisiatif FLEGT-VPA, REDD+, dan Restorasi Ekosistem merupakan capaian yang penting. Oleh sebab itu, pihaknya mengambil kesempatan untuk melanjutkan pengembangan ketiga inisiatif tersebut melaiui program yang didukung oleh Uni Eropa ini.
”Pengeloiaan habitat dan lokasi-Iokasi penting bagi burung liar secara iestari merupakan salah satu pendekatan yang selama ini telah dibangun oleh Burung Indonesia di berbagai wiiayah kerjanya. Pendekatan ini tidak terbatas pada hutan konservasi, namun juga termasuk hutan produksi. Hal iniiah yang mendasari kami bekerja secara intensif dengan KLHK dalam membangun dan mengarusutamakan pengelolaan hutan produksi secara Ie’stari melalui Restorasi Ekosistem,” ujar Agista.( Budi)