Kembali ke Jati Diri Pancasila Kunci Merawat Kemajemukan Dalam Bingkai NKRI

IMG_20170405_123159

Suaraheadline.com Jakarta – Unit Pelayanan Kerohanian dan Konseling Universitas Kristen Indonesia Hari ini menyelenggarakan Seminar Kebangsaan dengan thema ” Merawat Kemajemukan Dalam Bingkai NKRI” bertempat di Auditorium Graha William Soeryadjaya UKI Jln. Mayjen Sutoyo No.2, Cawang Jakarta Timur( 5/3/2017).

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang menganut sistem demokrasi , karena demokrasi merupakan sistem yang sangat tepat bagi Indonesia yang masyarakatnya sangat beraneka ragam, baik secara kultur maupun secara bahasa, dan negara dengan ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke Tentunya semua itu menjadi ciri khas Indonesia yang majemuk.

Kemajemukan Indonesia tidak bisa kita biarkan begitu saja akan tetapi harus kita jaga dan pertahankan. Kalau kita melihat masyarakat Indonesia saat ini dalam upaya mengekspresikan keinginannya terlihat seakan bebas berekspresi tanpa batas. Hal tersebut tentunya mengakibatkan konflik yang sering terjadi di berbagai daerah. Konflik- konflik itu ada yang mengatasnamakan suku, ras, maupun agama. Terkadang sentimen suku, agama dan ras selalu menjadi isu sensitif dalam hal apapun yang dapat menimbulkan konflik.

Contoh kecilnya adalah di Indonesia persoalan agama selalu menjadi pokok bahan pertimbangan dalam membuat setiap keputusan.

Demikian pula dengan masalah suku dan ras menjadi sebuah isu yang selalu menarik dalam persoalan di tengah-tengah masyarakat.

Seminar ini merupakan salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat modern yang demokratis. Dengan harapan untuk mewujudkan masyarakat yang menghargai kemajemukan Bangsa.

Hadir dalam seminar ini Romo Antonius Benny Susetyo Pr (Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan/HAK Konferensi Wali gereja) dan Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe (Senior Fellow Institute Leimena).

Ketua Panitia acara Seminar Kebangsaan, Pendeta Dr Djoys Anneke Rantung M Th mengatakan ” bagi dunia internasional kemajemukan di Indonesia sering dijadikan sebagai model kesatuan dan kerukunan diantara masyarakat yang saling hidup bersama di dalam perbedaan. Namun sangat disayangkan penghargaan kebhinekaan tercabik- cabik oleh kelompok tertentu dan mengabaikan pihak lain”, tuturnya.

“Ini adalah momen bagi UKI untuk menciptakan hidup bersama dan kritis dalam kemajemukan, persatuan dalam kemajemukan harus dirawat dan dihindari dari pihak yang anti kemajemukan dan peran mahasiswa dalam mengimplementasikan perdamaian berbangsa dan bernegara. Ada kelompok- kelompok radikalisme yang tidak memperdulikan kepentingan orang lain, yang akan membawa kita di gerbang perpecahan”. Pungkas Djoys.

Semoga pesan-pesan yang disampaikan dalam Seminar Kebangsaan ini, gaungnya mampu mencapai pelosok negeri dan mengingatkan kita semua agar berupaya kembali kepada Pancasila dan jati diri Bangsa Indonesia yang majemuk .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.