UberKEBUN: Membayangkan kota-kota Yang Lebih Hidup dan Lebih Hijau

img_20161130_104047

Suaraheadline Jakarta – Di banyak kota dI seluruh dunla, hingga sepertiga lahan dipakai sebagai lahan parklr. Mobil yang merupakan salah satu aset paling mahal dari sebuah keluarga tinggal dl garasl atau Iahan parklr selama 96 persen waktunya dalam sehari. Pemborosan lnl tidak hanya berhentl sampal dl sini. Sebagian besar orang menghabiskan berjam-jam waktunya duduk dl beIakang kemudl atau di tengah kemacetan. Sepertiga’ dari kemacetan disebabkan oleh pengemudi yang berkeliling di lahan parkir untuk mencarl tempat kosong.

Di Jabodetabek sendiri 74,4 % dari 25,7 juta perjalanan‘ yang terjadl setiap harinya dilakukan ldengan kendaraan pribadi. Hampir 20% darl emisl karbon yang merusak Iingkungan berasal dari kendaraan yang kita kemudikan. Kemacetan yang ditimbulkan dari kendaraan-kendaraan ini menyebabkan kerugian produktivitas sebesar 65 trilliun setiap tahunnya’.

Bayangkan bila kita memilikl kesempatan untuk mendesain ulang kota-kota kita. Apa yang akan kita lakukan?

Hal inilah  yang ingln kaml sampaikan melalui  program UberKEBUN. Hari ini,  pada hari terakhir Bulan Pohon Nasional, kaml ingin mengajak masyarakat untuk membayangkan kota-kota kita dengan lebih banyak taman dan lebih sedikit lahan parkir. Selama seminggu terakhir, pada tanggal 25 hingga 30 November kaml juga mengundang masyarakat dl 4 kota; Jakarta, Bandung, Surabaya dan Ban untuk mengurangi ketergantungan mereka akan kendaraan pribadl dan menggunakan Uber. Untuk setiap perjalanan  yang dilakukan dengan UberKEBUN, Uber menyumbangkan Rp 5000,- untuk program My Baby Tree dari WWF Indonesia. Donasl tersebut akan digunakan menanam pohon di wllayah-wilayah yang membutuhkan di Indonesia.

Sebagai puncak dan kampanye lni, hari ini mulai jam 9 pagi hmgga jam 7 malam kami akan mengubah 14 lokasl parklr di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali menjadi taman – taman pop-up  dengan beragam aktivitas seru.

” Semua upaya ini kami lakukan untuk menunjukan bahwa ada alternatif untuk dunia yang terlihat seperti tempat parkir dan bergerak seperti kemacetan, tanpa menjadi beban bagi para pembayar pajak. Teknologi baru seperti aplikasi ridesharing memberi kita kesempatan untuk menciptakan mobilitas urban yang sesuai untuk generasi mendatang. Kita hanya perlu lebih cerdas dalam memanfaatkan sumber daya yang sudah ada, memanfaatkan kendaraan-kendaraan yang sudah ada dengan lebih efektif. Survei yang dilakukan oleh Pew Research Center di Amerika menunjukan bahwa warga yang menggunakan aplikasi ridesharing seperti Uber cenderung lebih sedikit memiliki kendaraan pribadi dan lebih banyak menggunakan tranportasi umum,’ ujar Alan Jiang, Manager Directure Uber Indonesia..

‘Dalam jangka yang lebih panjang, teknologi ridesharing akan menjadi alternatif kepemilikan kendaraan pribadi. Saat bergerak dari bagian kota satu ke lainnya lebih murah dan murah daripada menemukan kunci kendaraan, mencari lokasi tujuan, atau menemukan kendaraan dan tempat parkir, mengapa masih memilih untuk memilikii kendaraan pribadi? Seiring dengan berkurangnya kendaraan di jalan, kebutuhan akan lahan parkir pun akan berkurang. Artinya, akan semakin banyak lahan yang dapat digunakan untuk taman-taman, ruang terbuka hijau, perumahan terjangkau, dan berbagai infrastruktur vital lainnya,‘ Alan menambahkan.

Hal ini diamini oleh WWF, seperti yang diutarakan oleh Marketing Director WWF Indonesia, Devi Suradji, ‘WWF melihat bahwa aplikasi rideshan‘ng seperti Uber, termasuk layanan carpooling UberPOOL memberikan pilihan kepada masyarakat untuk membuat piIihan mobilitas yang lebih baik; pilihan mobiltas yang mengurangi kepemilikan kendaraan pnbadi, mengurangi kemacetan, dan mengurangi emxsi karbon.‘

Masa depan yang Ieblh baik dapat kita gapai. Teknologmya sudah ada dalam genggaman. Yang kita butuhkan adalah warga dan pemerintah kota yang mau memanfaatkan semua potensinya. Kota yang merangkul moda berbagai tumpangan akan menjadl kota yang memiliki lebih sedikit lahan parkir dan lebih banyak taman, lebih sedikit warga yang menghabiskan waktunya dl tengah kemacetan, menghabiskan lebih sedikit penghasilan untuk kendaraan dan mobilitas ; kota yang lebih hidup dan lebih hjau . (Bud)

Posted by admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *